Kamis, 09 Juni 2011

Jadi Relawan Sapa Takut.

Masih terbayang dalam benak, tentang bencana yang melanda ibu pertiwi. Khususnya tentang bencana letusan Gunung Merapi, salah satu gunung api teraktif di dunia ini membuat kehidupan masyarakat yang tinggal berdekatan dengannya berhenti beraktivitas. Banyak warga yang terkena musibah hingga harus mengungsi ke daerah yang lebih aman. Semenjak itu banyak bantuan yang mengalir deras dari banyak kalangan. Tak ketinggalan para remaja-remaja yang notabene masih berstatus pelajar, ikut terlibat aktif dalam menjadi relawan.
        Menjadi relawan itu bukanlah hal yang mudah, apalagi masih berstatus pelajar, tetapi para pelajar itu mungkin ingin menunjukan rasa kepedulian mereka terhadap sesama untuk meringankan beban para korban bencana Gunung Merapi. Mulai dari turun ke jalan-jalan untuk mengamen, menyalurkan bantuan ke posko-posko pengungsian rela mereka lakukan untuk menyelamatkan nasib para pengungsi yang tertimpa musibah. Menjadi relawan adalah suatu kegiatan yang positif  bagi para pelajar, jdi para pelajar khususnya para remaja-remaja dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan yang negatif.
        Tak terbayang begitu besar hati mereka untuk menolong para pengungsi, padahal di samping menolong para korban, para pelajar itu jugak masih di hadapkan dengan tugas-tugas yang di berikan oleh guru di sekolahnya. Tetapi, para pelajar itu sadar bahwa tugas utama mereka adalah belajar, jadi mereka telah membagi waktu mereka dengan seadil mungkin, antara belajar dan menolong, karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Hal-hal sekecil inilah yang kadang tidak bisa dilakukan para pelajar. Jadi dengan menjadi relawan inilah pelajar dapat belajar membagi waktu mereka antara kepentingan sendiri dan kepentingan bersama.

Unbreakable Woman

Mother Always sacrifice her live to make her children happy
Unbreakable Woman
I will tell you about story life  of  a woman who tirelessly and without know desperation in every step by step through her life. she is a woman who is very deserving for her children. she wants to make her children become a successful and useful. That's my mother. Her name is Rila istinawati. she was born on 30 October 1964. she formerly worked at a private bank in Yogyakarta, namely Bank niaga. She felt happy worked there, because when she worked there she can be alive her family. Then as time went by she got out from Niaga bank, because she was pregnant. She prefers out from Niaga bank since she became a housewife and she wanted to spend her time to carry  my sister who was still in the womb. my mother has a hobby, her hobby is cooking, she always cook for her family. That’s my mother who sacrifice her life to my family.

Jumat, 29 April 2011

Kegiatan Kemah Mansa

Pramuka sejati
Hari itu tepat hari yang di tunggu-tunggu banyak siswa di MAN Yogyakarta 1, karena pada hari itu tepat diakakannya perkemahan Mahabakti yang ke-24 yang bertempat di Dodiklatpur, Paliyan, GunungKidul, Yogyakarta. Malam hari Sebelum hari perkemahan,  aku segera bersiap-siap untuk membawa barang-barang apa saja yang perlu di bawa ke perkemahan. Sebelumnya aku dan teman-temanku sudah membagi tugas tentang barang bawaan yang akan di bawa masing-masing anak. Nasib tidak baik menimpaku, aku kedapatan membawa peralatan memasak dan mencuci yang notabene itu adalah barang bawaan yang cukup berat dan banyak. Kemudian tanpa pikir panjang aku segera menyiapkan barang bawaanku dan segera tidur karena keesokan harinya harus bangun pagi-pagi untuk mengecek lagi barang bawaannya.
 Keesokan harinya, aku Segera mengecek ulang barang bawaanku sebelum aku berangkat ke sekolah untuk berkumpul sebelum berangkat ke perkemahan, Satu demi satu barang-barangku aku cek semua ternyata sudah terbawa semua dan sudah tersusun rapi, tanpa pikir panjang aku segera berangkat ke sekolah dan berpamitan. Sesampainya di sekolah aku segera mencari teman-temanku, ternyata teman-temanku berada di utara masjid dan kemudian aku segera bergabung, tak lama kemudian Kami segera menuju loket daftar ulang untuk mengecek barang bawaan yang akan di bawa ke perkemahan, setelah di cek semua barang-barang kami pun kami anggkat bersama ke atas truk, rasa lelah pun telah menyelimuti tetapi rasa itu hilang akibat kebersamaan kami.
Sesampainya di sana, Kami ternyata tidak langsung di turun ke tempat perkemahan
TO BE CONTINUED……….